Sanksi Adat Dayak Salah Berucap, Pajaji Meminta Maaf Dengan Pangglaok Jilah

    Sanksi Adat Dayak Salah Berucap, Pajaji Meminta Maaf Dengan Pangglaok Jilah
    Gambar: Pajaji Saat Meminta Maaf Kepada Panggalaok Jilah

    PALANGKA RAYA - Kontroversialnya sosok Pajaji selama ini di kalangan netizen dunia Maya (Medsos) cukup menggemparkan dan heboh. Karena sosok yang belum diketahui jelas ini, telah dengan terang - terangan menantang salah satu tokoh masyarakat adat Dayak, yaitu Pangglaok Jilah  (PJ).

    Dalam unggahan video yang telah beredar selama ini, Pajaji mengolok - olok PJ dengan ucapan yang dinilai menyindir tokoh adat Dayak ini, terkait ucapan PJ yang diplesetkan terkait pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).

    Berdasarkan video yang didapat media ini, terlihat keduanya sedang berada di kediaman yang belum diketahui dimana tempatnya. Namun dari hasil keduanya, PJ sedang memberikan arahan dan wejangan yang dinilai sangat baik dan mulia kepada Pajaji.

     "Abang juga tidak sempurna, kesempurnaan itu milik Kajubata. Orang luar sana memplintier plintier kita, benar atau salah apalagi salah, " kata PJ kepada Pajaji.

    PJ pada kesempatan itu menyampaikan nasehat bahwa orang banyak berkehendak agar orang Dayak itu tidak maju, orang Dayak tetap miskin dan terpinggirkan didalam segala aspek kehidupan.

    Anggapan suku Dayak yang masih melekat, suku yang masih terpinggirkan, primitif, tidak boleh pintar dan sering diadu domba.

     "Coba lihat hasil kita Kalimantan diambil dan dibangun diluar sana. Dan sekarang disaat hasil kita untuk membangun daerah kita, mereka plintier - plintier kita, " ucap PJ kembali memberikan nasehat.

    Kecintaan PJ kepada masyarakat adat Dayak selama ini cukup dikenal luas, baikpun itu terhadap masyarakat seperti peristiwa Kades Kinipan di Lamandau dibantu untuk dibebaskan. 

    Kasus Efendie Buhing, orang Dayak tidak bisa berladang dan orang menghina Dayak dikeluarkan dan dihukum serta lain lainnnya.

     "Sudah tidak terhitung perjuangan saya terhadap orang Dayak, " ungkap PJ menyampaikan.

    Selain itu juga peran serta PJ kepada generasi masyarakat adat Dayak , dalam menempuh pendidikan menjadi polisi dan tentara juga banyak membantu. Sehingga ditegaskan olehnya, jika ada masyarakat adat Dayak yang selama ini dikriminalisasi oleh siapapun maka dia akan selalu didepan dalam membantu dan membela sukunya.

     "Mau apapun omongan orang luar disana saya tidak akan peduli, saya tetap bela suku saya, " tegasnya.

    Diungkapnya, sebagai orang Dayak dan dipilih sebagai Panggalaok Jilah bukan kepinginnya namun masyarakat yang memilih sosok nya, namun dibalik itu semua PJ tetap berjuang demi masyarakat adat Dayak.

    Dan diakhir video itu, PJ menyampaikan bahwa Pajaji merupakan bekas muridnya yang lama dikenalnya. Disaat itu Pajaji dalam keadaan sakit dan tidak ada pakaian, PJ lah yang mengobati dan memberikan baju serta tumpangan hingga memberikan uang kepada Pajaji.

    Pajaji diketahui disaat itu dalam keadaan stres dan sering membawa pisau kemana - mana. Hingga akhirnya PJ lah mengobati Pajaji bisa sembuh.

     "Tidak ada yang memiliki kesalahan, kita manusia ini mahluk berdosa, yang hanya memiliki kesempurnaan hanya Kajubata., " papar PJ.

    Dan pada kesempatan itu baikpun PJ dan Pajaji saling memaafkan, dan sanksi adat tetap diberikan kepada sosok kontroversial Pajaji, yaitu sanksi adat capat molot (kesalahan dalam berucap) dan pihak TBBR membatalkan pelaporan ke pihak kepolisian.




    palangka raya
    Indra Gunawan

    Indra Gunawan

    Artikel Sebelumnya

    Rapat Forum Kedamangan, Kardinal Tarung...

    Artikel Berikutnya

    Kapolda Kalteng Tegaskan Masyarakat Jangan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Kapolri Sebut Pengamanan Nataru Akan Dilakukan 141.443 Personel
    Bantu Pencegahan Penyakit Kaki Gajah, Babinsa Kuala Kencana Dampingi Petugas Kesehatan Pada Saat Survey dan Pengambilan Sampel Darah
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan
    Hendri Kampai: Negara Gagal Ketika Rakyat Ditekan dan Oligarki Diberi Hak Istimewa
    Hendri Kampai: Pemimpin Inlander Selalu Bergantung pada Asing

    Ikuti Kami